Rabu, 20 Januari 2010

Resusitasi

Jaminan adanya fasilitas resusitasi yang adekuat dalam ruang bersalin sangat mutlak diperlukan. Ketika lahir banyak bayi yang telah menderi kerusakan otak yang irreversibel, namun tidaklah dapat diterima kalau terjadinya kerusakan sesudah lahir hanya karena peralatan yang tidak memadai atau petugas yang tidak terlatih. Sekitas 25% atau 2/3 dari semua kelahiran membutuhkan resusitasi sedang 1/3 jumlah kasus resusitasi terjadi pada bayi bayi yang lahir normal yang kelihatannya tidak mengandung faktor risiko. Karena itu petugas kamar bersalin harus dapat melakukan resusitasi yang adekuat sampai saat diperoleh pertolongan lebih lanjut

Pada kebanyakan pusat pelayanan kesehatan menetapkan kebijaksanaan baku untuk menghisap faring segera setelah muka menyembul keluar, dengan memakai masker isap atau ekstraktor mukus. Hal ini sebenarnya hampir tidak diperlukan kecuali cairan amnion tercemar dengan mekonium atau darah. Penghisapan faring yang agresif dapat memperlambat dimulainya nafas spontan untuk waktu yang cukup lama. Segera lahir hendaknya bayi segera dibersihkan dari cairan dengan handuk hangat untuk mengurangi kehilangan panas lewat penguapan sekaligus untuk mengamati adanya kelainan pada bayi. Hal ini penting karena bayi akan mulai bernafas selama periode ini karena waktu median dimulainya nafas spontan hanyalah 10 detik. Bila perlu bayi dapat dirangsang untuk bernafas dengan stimulasi kulit misalnya sentilan kaki.

Untuk bayi yang tidak segera bernafas pada periode ini harus segera diberikan pertolongan resusitasi. Pertama-tama periksa upaya nafas. Bila ada dan barangkali dengan gerak berlebihan tetapi tidak timbul perubahan tidal, maka ini berarti ada sumbatan jalan nafas dan ini sering dapat diatasi dengan ekstensi leher bayi. Tetapi bila ada sumbatan koanal atau sindrom Pierre Robin maka sumbatan akan berlanjut sampai dipasang pipa jalan nafas. Jika upaya nafas lemah atau tidak ada sama sekali hitung denyut jantung 10-15 detik dengan stetoskop. Bila denyut jantung lebih dari 80 x per menit, ulangi stimulusi kulit dan jika gagal lakukan resusitasi dengan sungkup muka. Inflasi paru bayi dilakukan dengan laju kira-kira 30 per menit 1 daur = 1 detik. Jika denyut jantung turun dibawah 80 per menit segera lakukan intubasi trakeal


Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan tentang resusitasi pada bayi baru lahir!


1 komentar:

Anonim mengatakan...

usaha untuk melancarkan jalan napas agar bayi dapat bernapas dengan baik.

Posting Komentar